Menu

Mengenang Katherine Johnson, Manusia Komputer dari NASA

  • Dibaca: 3800 Kali

Jakarta - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat NASA kehilangan orang yang sangat penting bagi upaya eksplorasi luar angkasa awal Amerika. Orang itu, matematikawan yang dijuluki manusia komputer, Katherine Johnson, telah meninggal pada usia 101 tahun pada 24 Februari 2020.
Administrator NASA Jim Bridenstine melalui akun Twitter-nya mengabarkan berita duka itu. "Dia adalah pahlawan Amerika dan warisan kepeloporannya tidak akan pernah dilupakan," bunyi unggahan Bridenstine, seperti dikutip VOA News, akhir pekan lalu.
Katherine adalah perempuan keturunan Afrika-Amerika yang bekerja dalam program luar angkasa NASA. Dia dan rekan-rekannya dikenal sebagai manusia komputer pada tahun-tahun awal upaya NASA untuk memulai program misi luar angkasa.
Mereka menggunakan pensil, penggaris geser, dan mesin penghitung mekanis untuk menghitung jalur roket dan pengorbit di atmosfer dan di luar angkasa. Katherine bekerja pada misi pertama untuk menempatkan orang Amerika di luar angkasa pada tahun 1961. Dia juga mengkonfirmasi perhitungan komputer yang dibuat oleh komputer IBM pada 1962.
Katherine empat menerima Presidential Medal of Freedom dari Presiden Barack Obama pada 2015. Saat itu, Administrator NASA Charles Bolden memujinya sebagai pemikir besar yang ikut menentukan arah perkembangan NASA dan Amerika Serikat.
Sebuah buku berjudul Hidden Figures terbit pada 2016 yang didasarkan pada kehidupan dan pengalaman pribadi Katherine. Buku itu lalu difilmkan pada tahun yang sama dan menerima tiga nominasi Academy Award. Kathetrine menghadiri upacara Academy Awards tahun berikutnya dengan aktor-aktor dari film tersebut.
Katherine dan rekan kerjanya yang keturunan Afrika-Amerika tidak banyak diketahui oleh publik sampai kemunculan buku dan film tersebut. Salah satu alasannya adalah karena NASA memisahkan kelompok itu di Pusat Penelitian Langley di Hampton, Virginia.
Meskipun bekerja dalam kelompok terpisah dari pekerja kulit putih, Katherine mengatakan bahwa dia terlalu sibuk untuk peduli dengan rasisme. Margot Lee Shetterly menulis dalam bukunya Hidden Figure bahwa perempuan itu tidak menutup matanya terhadap rasisme yang ada, "dia malah menghendaki keberadaannya karena kehidupannya sehari-hari."
Katherine tumbuh di Virginia Barat saat pendidikan bagi orang Afrika-Amerika dibatasi. Tapi kecerdasan otak membawanya ke West Virginia State College pada usia 15 tahun. Dia juga merupakan salah satu siswa kulit hitam pertama yang memasuki sekolah pasca sarjana di West Virginia University pada 1938.
Kemudian, Katherine bekerja untuk sebuah lembaga yang kini bernama NASA dan pensiun pada 1986. Dia mengatakan sangat bangga menghitung jalur untuk pendarat Bulan dan pesawat ruang angkasa komando yang mengorbit untuk perjalanan pertama ke Bulan, Apollo 11.
Katherine menggambarkan kemampuannya di NASA dengan menjelaskan, "Anda memberi tahu saya kapan dan di mana Anda ingin turun, dan saya akan memberi tahu Anda di mana dan kapan, serta bagaimana cara meluncurkannya," katanya.

Sumber Berita : TEMPO.CO
Reporter: Moh Khory Alfarizi
Editor: Zacharias Wuragil

Read more...

Mendikbud Nadiem Ajak Startup Dukung Program "Kampus Merdeka"

  • Dibaca: 1248 Kali

JAKARTA, KOMPAS.com - Kompetensi sumber daya manusia (SDM) disebut menjadi fondasi untuk memperkuat ekosistem digital di Indonesia. Bahkan, krisis talenta digital konon dianggap sebagai masalah utama dalam industri teknologi macam startup. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim pun mengajak developer dan startup memanfaatkan program " Kampus Merdeka" dari Kemendikbud untuk memperoleh talenta digital dari kampus-kampus.
"Masalah yang dihadapi teman-teman developer dan startup pasti kesulitan dapat orang yang memiliki, good computational logic, good problem solving, bisa langsung kerja," ujar Nadiem di acara Digital Economy Summit 2020 di Jakarta, Kamis (27/2/2020). "Jadi, kalau punya perusahaan dengan tim teknologi yang baik, segera submit (program magang) ke saya," imbuh Nadiem. Jika disetujui oleh Kemendikbud, lowongan magang tadi bisa diinformasikan ke berbagai perguruan tinggi. Kampus Merdeka merupakan bagian dari program Merdeka Belajar yang diumumkan oleh Kemendikbud awal tahun ini. Mahasiswa diberi kesempatan untuk magang selama 3 semester untuk mengambil materi di program studi lain dan mencari pengalaman di luar kampus.
Selain memberikan program magang, Nadiem juga mengajak para developer dan startup untuk mengajar di kampus almamater mereka. "Ini adalah gerakan masyarakat, jadi tolong ayo kita mulai ngajar, balik ke kampus mulai ngajar, kita bantu generasi berikutnya," kata Nadiem. Mendikbud turut mengajak perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Microsoft untuk ikut berpartisipasi.
"Jangan sia-siakan kesempatan (Kampus Merdeka) ini, segera buat program 6 bulan seperti program khusus buat AI, khusus buat cloud computing, hingga khusus buat DevOps bootcamp," pungkas Nadiem.


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mendikbud Nadiem Ajak Startup Dukung Program "Kampus Merdeka"", https://tekno.kompas.com/read/2020/02/27/19530087/mendikbud-nadiem-ajak-startup-dukung-program-kampus-merdeka-.
Penulis : Bill Clinten
Editor : Oik Yusuf

Read more...
Subscribe to this RSS feed

BAPELITBANG BOLMUT
Jl. Ki Hajar Dewantara Kecamatan Kaidipang - Boroko
Kompleks Kantor Bupati Bolaang Mongondow Utara

Email : kantor@bapelitbang.bolmutkab.go.id